Kamis, 01 November 2007

Pasar Wedarijaksa Dikembangkan Jadi Pasar Induk

PATI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati diharapkan mempunyai keberanian untuk merombak status Pasar Kecamatan Wedarijaksa dari pasar umum menjadi pasar induk. Jika kondisi dan status pasar dibiarkan seperti itu, cepat atau lambat pasti akan ditinggalkan para penghuninya.

Penegasan tersebut disampaikan Ketua Komisi B DPRD H Adji Sudarmadji SH, ketika diminta tanggapannya sehubungan dengan kondisi pasar kecamatan yang selama ini tidak berkembang. Bahkan akibat banyak los pasar yang dibiarkan kosong, kini setiap hari justru dimanfaatkan untuk bermain judi.

Dengan perubahan status menjadi pasar induk, lanjut dia, pedagang akan menyediakan barang dagangan yang dibutuhkan pedagang pasar lain. Maksudnya, bisa saja para pedagang pasar induk itu hanya khusus menyediakan barang kebutuhan pokok sehari-hari. Pertimbangannya, jika masih menjadi pasar umum, para pedagang tak bisa bersaing dengan pedagang Pasar Kecamatan Trangkil yang lokasinya berdekatan.

Renovasi

Jika Pemkab mempunyai keberanian untuk merubah status Pasar Kecamatan Wedarijaksa, tambah Adji, maka yang harus dilakukan kali pertama adalah penataan kembali fasilitas sarana dan prasarana pasar. Maksudnya, harus dialokasikan anggaran untuk menata los-los dan kios yang kondisinya sekarang sudah tidak layak.

Apalagi, untuk halaman belakang juga masih cukup tersedia. Jika tidak ada keberanian untuk itu, jangan harap pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat bisa meningkat, meskipun pihak desa sudah mencoba untuk membangun kios tempat berjualan secara swadaya. Akan tetapi, jika bangunan kios yang berlokasi di depan pasar tidak didukung dengan kegiatan pasar yang memadai, maka perkembangan kegiatan usaha para pedagang di kios milik desa itu pasti akan sangat lambat.

Dengan kata lain, lanjutnya, antara kegiatan Pasar Wedarijaksa dan pedagang di kios desa harus saling menunjang. Karena itu, tidak salah jika pihaknya melemparkan wacana, Pasar Kecamatan Wedarijaksa harus diubah statusnya

Program Monumental Penanganan Kematian

UNTUK memenuhi ketentuan KPU bahwa seorang pejabat publik tidak boleh merangkap jabatan, khususnya sebagai anggota DPRD, maka H Alwi Alaydrus yang sudah hampir enam tahun menjadi Kades Wedarijaksa, Kecamatan Wedarijaksa, Pati, terpaksa menanggalkan jabatan tersebut. Pasalnya, yang bersangkutan dalam pemilu legislatif April lalu terpilih sebagai anggota legislatif dari PDI-P. Berikut wawancara dengannya.

Bagaimana, sudah siap untuk meninggalkan jabatan Kades Wedarijaksa?

Sebenarnya masih ada yang mengganjal karena belum semua program yang mengarah ke upaya pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat tuntas. Namun karena ketentuan KPU begitu, tidak ada pilihan lain kecuali mengajukan pengunduran diri.

Butuh waktu berapa lama untuk menuntaskan program tersebut?

Paling tidak menjelang satu tahun sebelum berakhirnya masa jabatan kades selama delapan tahun, yakni sekitar tahun 2005 atau pertengahan 2006, karena saya dilantik pada awal Februari 1999. Adapun program untuk kepentingan warga yang mulai berjalan selain penomoran rumah adalah penyertifikatan tanah kolektif, pemberdayaan iuran wajib Rp 500 per bulan/kepala keluarga (KK), dan penanganan masalah orang sakit sampai meninggal.

Pelaksanaan program itu contoh konkretnya?

Yakni menyangkut iuran wajib yang tanggung jawab pelaksanaannya dipegang Kepala Urusan (Kaur) Kesra, Rosyid, diberlakukan terhadap setiap KK di setiap RT yang jumlahnya 39. Dengan demikian, tiap bulan rata-rata bisa terkumpul dana Rp 975.000. Dana tersebut dikembalikan kepada masyarakat. Bentuknya, jika ada warga meninggal dunia, keluarga yang ditinggalkan menerima uang duka Rp 250.000, Rp 200.000 untuk bantuan biaya pemakaman, dan Rp 50.000 untuk mobil ambulans. Dengan demikian, satu-satunya desa di Kabupaten Pati yang memiliki ambulans hanyalah Wedarijaksa.

Selain itu, sisa hasil iuran lainnya untuk apa?

Warga sepakat agar sisa iuran itu disimpan selama satu tahun. Hal itu akan digunakan untuk membiayai uang sekolah murid SD dan madrasah setingkatnya yang ada di Wedarijaksa. Jika rata-rata uang sekolah itu hanya Rp 2.000/anak/bulan, semuanya akan bisa dibiayai dari simpanan iuran wajib itu.

Bagaimana pola pengoperasian mobil ambulans?

Jika ada warga yang sakit dan dirawat di rumah sakit masih di wilayah Kabupaten Pati, atau meninggal dan harus mengangkut jenazahnya, hanya dibebani Rp 40.000-Rp 60.000. Kalau di luar Pati hal itu bergantung pada jarak tempuhnya. Misalnya di Kudus, dikenai biaya Rp 125.000, Solo Rp 320.000, Semarang RP 300.000, Jepara Rp 250.000, Magelang Rp 400.000, dan Rembang serta Blora Rp 300.000. Untuk angkut orang sakit atau jenazah warga masih dalam lingkup wilayah Kecamatan Wedarijaksa, jika ke RSU Pati atau ke RSI Kajen Rp 75.000, Kudus Rp 150.000, Semarang Rp 350.000, dan Magelang Rp 500.000.

Apakah masih ada program lain yang menyangkut masalah sakit dan kematian?

Oh ya, hampir lupa. Desa juga telah menyediakan lokasi kuburan atau pemakaman baru di atas tanah seluas 3.000 m2, tak jauh dari makam yang sudah ada sebelumnya. Yang akan dimakamkan di lokasi baru tersebut hanya pihak keluarga yang mempunyai rencana akan melengkapi makamnya dengan kijing.

Namun keluarga tersebut harus memenuhi syarat, yaitu membayar dengan dua gram emas yang langsung dititipkan di pegadaian. Tujuan pembayaran berupa dua gram emas itu dititipkan/disetor ke pegadaian karena hanya pegadaianlah yang memberlakukan harga emas standar. ''Berbeda dengan toko, jika harga emas turun nilai pembayaran itu akan ikut turun,'' ujarnya.

Rabu, 31 Oktober 2007

Hantam Truk Tanki 2 Tewas

Selasa, 10 Juli 2007 (Wawasan Digital)

PATI - Dua orang pengendara sepeda motor tewas saat kendaraan yang mereka naiki menghantam sebuah truk tanki berisi bahan kimia. Peristiwa tersebut terjadi di jalan Juwana- Rembang, tepatnya di Dukuh Pencikan Desa Bumirejo Kecamatan Juwana, Senin (9/7) kemarin.

Dua korban yang meninggal adalah pengendara sepeda motor Mega Pro dengan nomor polisi H 2897 UY. Masingmasing Sumindar (24), warga RT 4 RW I Desa Wukir Kecamatan Sale Kabupaten Rembang dan Ridwan (35), warga Puswogiwang RT 3 RW XI Semarang Barat.

Kedua korban meninggal di lokasi kejadian dengan kondisi mengenaskan. Sumindar, mengalami luka di bagian tangan, pelipis, dan dan dari mulutnya mengelurkan darah. Sementara itu kondisi Ridwan lebih mengenaskan lagi karena bagian dalam tubuhnya keluar.

Menurut keterangan sejumlah sumber, saat pengendara sepeda motor mencoba menyalip truk tangki, dari arah barat melaju truk pengangkut tebu PG Trangkil dengan nomor polisi AD 1408 JD. Melihat ada kendaraan di depan, pengemudi sepeda motor mencoba menggeser kendaraannya sehingga menyenggol truk tangki. Seorang dari korban sempat terlindas ban truk tangki sehingga mengalami luka sangat parah.

Pengemudi truk pengangkut tebu PG Trangkil, Imam Sutaji (33), warga Panggungrayom Kecamatan Wedarijaksa, Pati, belum bisa memberikan keterangan karena shock. Saat Wawasan mencoba menghubungi, dia hanya bisa menggelang- gelangkan kepalanya.

Sementara itu pengemudi truk tangki angkutan PT Krakatau Steel, Ischak (25), warga Perumsos PJ Wetan Pekalongan, hingga saat ini masih diperiksa aparat kepolisian dari Satlantas Pati. Juk/ar

Urung dimakamkan, jenazah dibawa ke RSUD

Kamis, 02 Agustus 2007

PATI - Rencana pemakaman jenazah Sujiman (37), warga Desa Sukoharjo Kecamatan Wedarijaksa yang semula akan dilakukan Rabu (1/8) pagi akhirnya tertunda. Keranda jenazah korban penganiayaan yang sudah siap dibawa ke pemakaman desa setempat akhirnya dibawa kembali RSUD untuk diotopsi.

Menurut keterangan kakak korban, Maryono, jenazah adiknya semula memang akan dimakamkan Rabu pagi kemarin. Pasalnya, jenazah Sujiman sudah semalam diinapkan di rumah duka.

Atas permintaan polisi, pihak keluarga akhirnya bersedia menunda pemakaman dan membawa keranda yang berisi jenazah Sujiman ke RSUD. "Pihak kepolisian meminta korban diotopsi," ungkap Maryono.

Dengan kejadian itu, lanjut Maryono, jenazah korban memang sempat dibawa bolak balik dari RSUD ke rumah duka, kemudian dibawa ke RSUD kembali.

"Sebelumnya adik saya memang sempat dirawat seminggu di rumah sakit ini, setelah nyawanya tidak bisa diselamatkan tadi malam langsung kami bawa ke rumah, ternyata kemudian harus dibawa kembali ke sini untuk autopsi," terangnya.

Meskipun umurnya sudah di atas 30 tahun masih memilih hidup membujang. "Kalau kerjanya ya serabutan, kadang-kadang bertani, juga mau menjadi tukang cuci," jelas Maryono.

Menurutnya, korban yang seorang pria itu selama ini memang diketahui memiliki sifat kewanitaan. "Saya sendiri tidak tahu secara jelas, apa yang menyebabkan ia dianiaya hingga tewas," lanjutnya.

Di otopsi
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Pati, AKP Sulkhan, saat dimintai keterangan oleh Wawasan membenarkan bahwa pihaknya memang meminta dilakukan proses otopsi. "Kami baru minta dilaku-kan otopsi tadi pagi karena kasus itu baru dilaporkan tadi pagi," lanjut kasatreskrim.

Disampaikan, proses autopsi perlu dilakukan karena korban dilaporkan dianiaya sebelum akhirnya meninggal di rumah sakit. "Waktu penganiayaan sudah beberapa hari, jadi kami perlu otopsi untuk meyakinkan penyebab kematian korban," terangnya.

Sulkhan menambahkan, polisi saat ini juga telah menangkap seorang tersangka bernama Rupadi (28) dalam kasus itu. "Tadi pagi kami bergerak cepat, saat ini tersangka masih menjalani pe-nyidikan," terangnya. Juk/ar

Pati Dihebohkan Anjing Berkaki Enam

PATI, (PR).-
Warga Pati, Jateng, dihebohkan kemunculan anjing berkaki enam. Hewan berjenis kelamin betina milik Ulin (20), warga Desa Tlogowungu itu, juga mempunyai keunikan berupa dua alat kelamin.

Sepintas, salah satu kaki tambahan anjing itu terlihat seperti ekor. Letaknya di antara dua kaki di bagian belakang. Namun, jika dicermati lebih teliti, tampak jelas perbedaan antara ekor dan kaki ke-6 itu.

Seperti kaki lain, kaki tambahan punya telapak dan jari-jari. Bedanya, kaki itu hanya bergelantungan hingga tak berfungsi untuk menyangga tubuh. Di balik kaki tambahan, ada alat kelamin betina lain.

Menurut sang pemilik, Ulin, kelainan anjing berusia empat bulan ini ada sejak lahir. Hal itu diutarakan Ulin di kediamannya, Minggu (8/7). Kemunculan dua kaki secara perlahan-lahan. Dalam sebulan terakhir, kaki itu pun tumbuh dan membentuk organ kaki.

Anehnya lagi, perilaku hewan ini berbeda dengan anjing lain yaitu sangat jinak, bahkan dengan orang asing sekalipun. Setiap kali dikasih makan, ia tidak mau melahap selain nasi dan ikan laut.

Hidangan pun harus di atas piring disertai segelas air putih. Usai menyantap makanan, anjing itu biasanya tiduran di pangkuan pemilik sambil diambil kutu di bulu badannya.

Karena keistimewaannya, warga dari berbagai daerah berdatangan untuk melihat. Sebagian mempercayai hewan itu titisan dewa, seperti halnya kerbau di Solo atau sapi di Bali. Tak sedikit yang datang melihat sambil berharap berkah.

Ulin mengaku, sejak keanehan muncul pada binatang piaraannya, tiap malam dia selalu mimpi didatangi seseorang. "Dia minta anjing ini dipelihara baik-baik," ujarnya. Karena itu, meski pengunjung ada yang menukar dengan mobil, lajang bertubuh kurus itu bersikukuh menolaknya. (dtc)***

Edisi Cetak - Senin, 09 Juli 2007

Senin, 29 Oktober 2007

Salah Satu Anggota KPU orang Pati

Anggota Komisi Pemilihan Umum Periode 2007-2012
Sumber: Kompas (05/10/2007)

Dra Endang Sulastri, MSi
Tempat, tanggal lahir: Pati, 26 Oktober 1965
Pendidikan:
- S-1, Ilmu Pemerintahan, Universitas Gadjah Mada (1991)
- S-2, Ilmu Politik, Universitas Indonesia (2003)
Pekerjaan:
- Dosen tetap FISIP, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) (1991-kini)
- Dosen Luar Biasa pada FIKOM UMB (2000-kini)
- Wakil Dekan FISIP UMJ (2004-kini)
- Dosen tetap Program Pascasarjana Magister Ilmu Administrasi (2006-kini)
- Anggota Tim Pokja Partisipasi Politik Perempuan pada KementerianNegara Pemberdayaan Perempuan (2006-kini)

Kota Pati dari Balik Kaca

Berikut ini Linked Video dari YouTube untuk melihat suasana jalanan masuk kota Pati dari Arah Barat. Obat Kangen.

Tujuh Motor Ringsek Ditabrak Bus

PATI - Tujuh motor yang diparkir di depan rumah Supriyati di DesaTrimulyo, Kecamatan Batangan ringsek ditabrak bus Dadi Mulyo, Kamis(11/10) siang. Bus tanggung jurusan Tayu-Sarang tersebut jugamenyeruduk warung kopi di teras rumah hingga sebagian atapnya ambruk.

Sumber Suara Merdeka di lokasi kejadian menyebutkan, bus K-1701-FAdari arah Juwana sekitar pukul 12.00 menurunkan penumpang di depanrumah Supriyati dan tiba-tiba diseruduk truk tak bermuatan dari arahyang sama.Dorongan keras truk L-7116-GD itu menyebabkan bus melaju paksa kedepan hingga menabrak tujuh motor yang diparkir di depannya sertanyungsep ke teras rumah.

"Kemungkinan sopir truk mengantuk karena bussudah berhenti di pinggir ditabrak," ujar Wagiman, warga.Dia menuturkan, truk itu melaju tidak terlalu kencang. Namun, tidaktahu sebabnya tiba-tiba ke kiri dan menghantam bus. "Untung sajakecepatannya tidak tinggi. Jadi, tidak sampai masuk rumah danmenimbulkan korban," ungkapnya.

Badan bus tak masuk ke rumah lantaran setelah menghantam motortertahan pohon waru yang juga roboh. Untunglah dalam kejadian itutidak ada korban jiwa. Sejumlah penumpang bus hanya menderita luka ringan.Kapolres Pati AKBP Drs Darto Juhartono melalui Kasatlantas AKP ArifinRenel yang didampingi Iptu Suparno Agus Candra membenarkan adanyakejadian tersebut. "Kami masih memeriksa sejumlah saksi dan sopir trukdan bus," ungkap Suparno saat dihubungi, kemarin sore. (fen-69)

Daftar Sekolah Negeri & Swasta di Wedarijaksa

SDN Krandan
SDN II Panggungroyon
SDN Kajar I
SDN Kertomulyo I
MIS Masya'ul Ulum
SDN Tlogoharum I / Pagi
SDN Pasucen III
SDN Tluwuk / Pagi
SDN Tlutup
MTSS Ihyatul Ulum
SDN Sukoharjo III / Pagi
MTSS Pagerharjo
SDN Trangkilan / Pagi
SDN Trangkil VI
SDN Jetak / Pagi
SDN Tawangharjo II / Pagi
MIS Thoriqotul Ulum / Pagi
MTSS Bustanul Ulum
MIS Tarbiyatul Ulum
SDN Bumiayu I / Pagi
MIS Mabdi'ul Ulum
SMPN 1 Wedarijaksa
MTSS Thoriqotul Ulum
SDN Mojoagung I
SDN Karangwage I
MIS Bustanul Ulum Pagi
SDN Karanglegi I
SDN Kepoh / Pagi
SDN Trangkil III
SDN Suwaduk I
SDN Ketanen
SDN Ngurensiti I / Pagi
SDN Wedarijaksa I / Pagi
SDN Wedarijaksa III
SDN Tawangharjo I / Pagi
SDN Trangkil IV
SMP Pgri 12 Wedarijaksa
SDN Suwaduk II
SDN Ngurenrejo / Pagi
SDN Kertomulyo II
SDN Tlogoharum II
SMPN 2 Wedarijaksa
SDN Trangkil I
SDN Pagerharjo II
SDN Jontro
SDN Sambilawang
SDN Ngurensiti II
SDN Sukoharjo I / Pagi
SDN Tegalharjo II
SDN Asempapan
MIS Madarijul Ulum
MTSS Tawang Harjo
SDN Trangkil V
SDN I Panggungroyom /pagi
MIS Maudloul Ulum
SDN Jatimulyo
SDN Karangwage II
SDN Mojoagung II
SDN Trangkil II
MIS Mathol'ul Huda
SDN Bangsalrejo I / Pagi
SDN Bumiayu II
SDN Kadilangu
MTSS Khoiriyatul Ulum
MTSS Panggung Royom
SDN Rejoagung I
SDN Pasucen I
SDN Wedarijaksa II
SDN Karanglegi II
MIS Hikmatul Ulum
SDN Tegalharjo I
MTSS Ihyaul Ulum
SDN Bangsalrejo II / Pagi
SDN Rejoagung II
SDN Guyangan
MIS Masalikul Ulum
SDN Sukoharjo II
MIS Mazro'atul Ulum
SDN Pagerharjo I
SDN Margorejo / Pagi
MIS Matholi'ul Ulum
SDN Kajar II
SDN Pasucen II

GN OTA - Wedarijaksa

Berikut ini data sekolah yang masuk ke Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) Kecataman Wedarijaksa - Pati - Jawa Tengah.

http://www.gn-ota.or.id/ras/datasek.php?mode=id&prop=11&kokab=18&kec=150

Senin, 17 September 2007

Ratusan Bakul Antre Minyak Goreng - Pasar Murah

Ratusan bakul antre minyak goreng

PATI - Ratusan warga yang kebanyakan adalah para bakul, Jumat (8/6) kemarin ikut antre untuk mendapatkan minyak goreng yang dijual dalam operasi pasar (OP) yang digelar di Toko Murah Wedarijaksa.

Dalam pantauan Wawasan di lokasi OP, antrean cukup panjang terlihat di depan Toko Murah, pagi sampai siang. Menjelang waktu salat jumat, antrean bakul di depan Toko Murah masih tetap berjubel.

Bahkan ada beberapa orang bakul yang mengaku datang dari Kecamatan Tayu yang jaraknya cukup jauh dari Wedarijaksa. Salah satunya adalah Widiarto (30), seorang bakul yang datang dari Desa Pakis Kecamatan Tayu.

Widiarto mengaku rela datang jauh-jauh untuk antre, karena harga minyak goreng yang dijual dalam OP jauh lebih murah dibandingkan jika dia membeli dari toko biasanya.

"Saya dengar di sini dua hari ini dijual minyak gorang dengan harga Rp 6.500 per kilogram, jadi saya langsung datang ke sini. Tiga hari lalu saya membeli dari sebuah toko di Tayu, harganya Rp 7.900 per kilogram, saya menjualnya Rp 8.200 per kilogram, " jelasnya.

Jatah OP
Sementara itu menurut pemilik Toko Murah, Junaidi, tokonya mendapat jatah untuk menyalurkan minyak goreng OP sebanyak 10,8 ton minyak goreng untuk Jumat kemarin.

"Kita mendapat jatah dari distributor, Sari Agrotama Persada. Sudah sejak Kamis (7/6) kemarin, jatah minyak goreng yang disalurkan dalam OP sebanyak 10.455 kilogram," ungkapnya.

Selain toko murah satu yang ada di Wedarijaksa, Junaedi juga mendapat jatah OP melalui tokonya yang ada di Sleko, Kecamatan Pati. "Toko Murah dua yang di Sleko, juga mendapat jatah OP, untuk kemarin sebanyak 9.180 kilogram. Hari (Jumat) ini juga mendapat jatah sama," lanjutnya.

Sementara itu Kepala Dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Pati melalui staf seksi sarana perdagangan, Sutrisno, saat ditemui Wawasan di lokasi OP Toko Murah, menjelaskan, selain di Wedarijaksa dan Sleko, OP minyak gorang dalam dua hari ini juga dilakukan di Toko Sri Rahayu (Ngagul) dan Tayu.

Sutrisno berharap para bakul yang mengambil minyak goreng dari OP, tidak mengambil keuntungan terlalu tinggi. "Belinya khan Rp 6.500, jadi jualnya tidak terlalu jauh dari itu," terangnya. Juk/ar

Jumat, 14 September 2007

Polisi sita 3.750 CD bajakan

Wawasan, Senin, 30 Juli 2007

PATI - Sejumlah warung internet (warnet) dan konter hp di kota Pati, pagi tadi banyak yang tutup. Mereka takut terkena razia penggunaan perangkat lunak bajakan yang akhir-akhir ini gencar dilakukan polisi. Jika dua hari lalu hanya beberapa warnet yang menutup usa­hanya, pagi tadi hampir semua warnet di itu tutup. Hanya ada sebuah warnet yang buka, karena menggunakan pe­rang­kat lunak yang tidak dikomersialkan.

Menurut salah seorang pengelola internet yang sempat di­temui Wawasan, pagi tadi, pihaknya memilih menutup usaha­nya, karena takut razia. Menurutnya, tidak hanya warnet yang tutup, banyak pengelola konter hp yang juga tak berani membuka usahanya, karena takut terjaring.”Tidak hanya warnet, pemilik rental komputer dan konter HP juga tak berani buka. Konter HP banyak yang membe­rikan layanan aplikasi yang menggunakan perangkat lunak bajakan,” imbuhnya.

Sementara itu Kapolres Pati, AKBP Drs Darto Juhartono, melalui Kasat Reskrim, AKP Sulkhan SH, kepada Wawasan menjelaskan, dalam beberapa hari ini pihaknya memang melakukan operasi terhadap penggunakan perangkat lunak bajakan.

"Kalau yang sudah kita sita kebanyakan berupa kepingan CD bajakan. Sudah ada 3.750 keping CD yang kita sita, dari sekitar Kota Pati, Wedarijaksa, Tayu, dan tempattempat lainnya," ungkapnya. Ditambahkan, operasi itu dilakukan untuk melaksanakan UU Perlindungan Hak Cipta. "Kita hanya melaksanakan undang-undang, jadi yang tidak menggunakan barang bajakan tak akan kita tindak," ungkapnya. juk/zal

Petani Tebu & Supir Terpuruk

Para petani tebu untuk panen tahun ini sepertinya tidak seceriah yang diharapkan. Setelah sawahnya dilanda kekeringan beberapa waktu lalu karena kemarau yang panjang, mereka harus mengeluarkan biaya ekstra yaitu membiayai sendiri pengairan sawahnya dengan menyedot sumber air sawah dengan diesel. Ditambah dengan harga BBM yang naik, harga pupuk yang langka dan naik, menambah semakin tingginya biaya yang harus dikeluarkan.

Saat panen tiba, dengan sudah dihilangkannya model angkutan tebu oleh Pabrik Gula tebu dengan sistem Lori, membuat model angkutan penebangan dari sawah menuju pabrik gula semakin tidak menentu. Sawah yang seukuran satu hektar sebelumnya bisa ditebang dalam waktu 1-3 hari, dengan tidak tentunya pengangkut dan kuli tebang, mengakibatkan masa tebang menjadi lama.

Hal serupa juga dikeluhkan para pemilik angkutan truk dan supir truknya. Seharusnya dalam waktu sehari mereka bisa 2-3 kali balik mengangkut tebu ke pabrik, terpaksa dalam waktu 2 hari mereka hanya bisa mengangkut sekali, dikarenakan antrinya tebu yang masuk ke pabrik gula di Trangkil.

Muncul pertanyaan, apakah hal ini sengaja dibuat oleh oknum tertentu yang mengakibatkan harga panen tebu turun, dan harga pokok gula menjadi turun? Kalau hal ini dibiarkan terus-menerus maka bisa dipastikan para petani tebu mulai malas lagi menanam tebu karena untuk mengharapkan modal biaya tanam kembali saja susah apalagi ingin memperoleh keuntungan.

Akibatnya yang akan dirugikan juga pabrik gula itu sendiri, karena otomatis bahan baku tebu akan langka diperoleh, mengakibatkan harga bahan bakunya mahal, dan otomatis akan membuat harga gula nasional akan mahal. Hal ini akan mengakibatkan impor gula akan membanjiri lagi di wilayah Indonesia.

Sampai kapan ini terjadi??????

Kyai Syahri Wafat

Salah satu guru ngaji dan imam di Musholla Al Huda di Wedarijaksa RT 7 RW 5 Kabupaten Pati yaitu Kyai Syahri telah wafat pada hari Jum'at 14 September 2007 atau hari ke-2 Puasa Ramadhan pada sore hari.

Jenazah Almarhum langsung dikebumikan malam itu juga setelah di sholatkan di musholla Alhuda selesai Sholat Tarawih.

Selama masa hidupnya almarhum telah menjadi imam di Musholla Al Huda yang berlokasi di sebelah timur lapangan olah raga wedarijaksa tersebut.

Semoga amal ibadah beliau diterima disisi ALLAH SWT, diringankan siksa kubur, dan dijadikan sebagai ummat Nabi Muhammad SAW di hari pembalasan kelak. Amien...

Minggu, 18 Maret 2007

Milist Wong Pati

Mailing List ini diharapkan menjadi ajang sharing dan berkumpulnya :
1. Warga kabupaten Pati
2. Yang pernah tinggal di Kabupaten Pati
3. Yang pernah lahir di Kabupaten Pati
4. Yang tertarik dengan Kabupaten Pati.

Kita bisa kangen-kangenan, bernostalgia atau bercerita apapun tentang Pati.Semoga Mailing List ini bermanfaat. Amin.Ini adalah Mailing List khusus untuk mahasiswa , alumni dari Sekolah sekolah di Pati atau orang-orang yang berhubungan Kabupaten Pati. Topik diskusi adalah seputar masalah Kehidupan Kabupaten Pati, sharing informasi tentang, informasi tentang Pati terkini dan diskusi-diskusi intern lain yang bersifat mencerahkan, namun tetap dalam batasan netiket permilisan. Keanggotaan milis ini terbuka untuk semua Warga kabupaten Pati , Yang pernah tinggal di Kabupaten Pati , Yang pernah lahir di Kabupaten Pati , Yang tertarik dengan Kabupaten Pati

Milis ini di moderatori oleh :
Agus PurwantoSMS : 081383222225
Email: guspur79@yahoo.com

Group Email Addresses
Related Link:
http://groups.yahoo.com/group/wong-pati
Post message: wong-pati@yahoogroups.com
Subscribe: wong-pati-subscribe@yahoogroups.com
Unsubscribe: wong-pati-unsubscribe@yahoogroups.com
List owner: wong-pati-owner@yahoogroups.com

Pasangan Selingkuh

10 Pasangan Selingkuh Terjaring Operasi Pekat
PATI - Sepuluh pasangan selingkuh di hotel-hotel, Selasa kemarinterjaring operasi pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) aparatPolres.Operasi dimulai pukul 10.20 dengan sasaran pertama Hotel SartikaJalan Kolonel Sunandar, depan Stadion Joyokusumo. Di tempat itu,polisi memergoki lima pasangan selingkuh.Mereka, menurut salah seorang aparat yang keberatan disebutidentitasnya, ada di antaranya yang diduga oknum polisi dari Kudus.Selain itu, juga ada oknum PNS Jepara. Sementara itu, tiga pasanganselingkuh lainnya warga biasa.

Dalam penyidikan, mereka dikenai tindak pidana ringan dan kasusnyasegera dilimpahkan ke Pengadilan Negeri (PN) Pati untuk disidangkan.Sasaran operasi lain di Hotel Ana Jalan Panglima Soedirman, polisimenjaring pasangan yang diduga pemain ketoprak. Yang lelaki mengakudari Dawung Tengah, Serengan, Surakarta sedangkan yang wanita dari Desa/Kecamatan Wedarijaksa.Ketika kedua orang itu dibawa ke Mapolres untuk dimintai keterangan,barang-barang bawaannya termasuk sebuah motor masih ditinggal dihotel. Pasangan selingkuh lain kepada aparat mengaku sebagai polisiyang baru pindah dari Sulawesi.

Miras
Seusai operasi di hotel, tim segera menuju ke Hotel Graha Wisata,pinggir Jalan Raya Pati-Kudus Km 3,5. Akan tetapi di hotel itu,menurut resepsionis, sedang sepi tamu sehingga operasi pekat dilanjutkan ke gudang penyimpanan minuman di Jalan Supriyadi Nomor 68.Aparat Satnarkoba memeriksa tumpukan minuman dalam kardus dalamgudang di tengah-tengah perkampungan penduduk itu dan juga mobilboks. Sejumlah merek minuman dengan kadar alkohol golongan B (20%),seperti arak beras, wiski, dan vodka, mereka temukan.Dari beberapa jenis minuman tersebut, setelah dicocokkan dengandaftar perusahaan yang memproduksinya dan tercantum dalam surat izinusaha perdagangan (SIUP), ternyata tidak sama. Rupanya, distributorperusahaan minuman beralkohol yang terdaftar dalam SIUP itu jugamenyimpan dan menjual produk perusahaan lain.Oleh polisi, contoh minuman beralkholol yang diproduksi perusahaan diluar yang tertera dalam SIUP, terpaksa disita sebagai barang bukti.(ad-61j)

Pemuda Yatim Piatu Diduga Dibunuh

PATI - Achmad Gufron (30), seorang pemuda yatim piatu, ditemukanmeninggal dengan tulang leher patah di ruang tamu rumahnya di DesaWedarijaksa, Kecamatan Wedarijaksa, Pati, sekitar pukul 15.00, Kamis(9/11) lalu.Belum diketahui, apakah pemuda itu meninggal karena dibunuh atau sebablain. Sayang, jenazahnya tidak diautopsi, sehingga tidak diketahuipenyebab kematiannya.Berapa warga yang mengenalnya menyebutkan, korban sehari-hari dikenalsangat pendiam. Dia sejak lama hidup sendirian di rumah peninggalanorang tuanya tersebut.

Untuk membiayai hidup, dia menjual jasa kepada siapa saja yangmembutuhkan bantuan. Upah yang dia dapat dari menjual jasa itulahdigunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Gufron kali pertama ditemukan tergeletak di ruang tamu oleh anggotakeluarganya sendiri, yang siang itu kebetulan mampir di rumahtersebut. Semula dikira korban meninggal karena serangan jantung.Tetapi, begitu melihat tulang lehernya patah, muncul dugaan korbantewas karena dibunuh.''Setelah dilakukan pemeriksaan seperlunya, pada hari itu juga sekitarpukul 23.00, jenazahnya dimakamkan di kuburan umum desa setempat,''ujar Agus, seorang tetangga almarhum.(ad-58)

Pasang Antena, Dua Karyawan Pemkab Tewas Kesetrum

Pasang Antena, Dua Karyawan Pemkab Tewas KesetrumPATI - Suparji alias Jojok (42) dan Gofit Bambang Sartono (49) -keduanya warga Kompleks RSS Sidokerto, Kecamatan Pati, meninggaltersengat aliran listrik bertegangan menengah sekitar pukul 17.15,Kamis (8/2) lalu.Korban yang tinggal beda RT tersebut sedang memasang antena televisidi rumah Teguh, tetangga Gofit, di RT 10 RW I. Menurut Ketua RT Aksan, ketiganya adalah karyawan Pemkab Pati.

Suparji yang bekerja di Bagian Umum Setda Pati, baru saja menerimaSK pengangkatan sebagai CPNS. Gofit, ayah tiga anak, adalah kepalaSeksi (Kasi) Tramtib Kecamatan Wedarijaksa, Pati.Teguh tercatat sebagai kepala Urusan Pemerintahan Kelurahan PatiLor. Saat memasang antena TV di teras lantai dua rumah Teguh, keduakorban bermaksud menaikkan pipa untuk tiang antena.''Diduga, karena tidak mampu menjaga keseimbangan, batangan pipayang mereka pegang roboh menimpa jaringan kabel listrik berteganganmenengah,'' ujar Aksan.Suparji, ayah tiga anak yang bertempat tinggal di RT 12 RW 1, jatuhdari lantai dua. Bagian belakang kepalanya membentur aspal jalan.Orang-orang yang mengetahui kejadian tersebut segera melarikankorban ke RS RAA Soewondo.Sayang, nyawa korban tidak dapat diselamatkan.

Suparji meninggaldalam perjalanan ke RS. Sekitar pukul 21.00, jenazahnya dibawa kedesa asal, Keboromo, Kecamatan Tayu, untuk dimakamkan pada malam itujuga.Sementara tubuh Gofit, yang sudah tidak bernyawa di lantai dua, barudiketahui oleh pembantu Teguh sekitar 10 menit kemudian. Korbanmenderita luka pada kepala bagian belakang. Jumat (9/2) kemarin,sekitar pukul 13.00, jenazahnya dimakamkan di Desa Sidokerto.Menurut Aksan, pemilik rumah sebenarnya sudah berpesan agar pipauntuk antena jangan dipasang dulu. ''Saat itu Pak Teguh masuk kedalam rumahnya untuk mencari paku,'' imbuhnya.(ad-58)

Sekda: Pembagian Dana atas Telepon Supito


Kamis, 27 Desember 2001
Berita Utama
Dari Rakergab Kasus Jembatan Wedarijaksa Pati
Sekda: Pembagian Dana atas Telepon Supito

======================================

PATI- Dari rapat kerja gabungan (rakergab) tiga Komisi A, C, dan D DPRD Pati, Rabu kemarin, terungkap adanya peran "orang penting" di DPRD Jateng dalam pengucuran anggaran untuk proyek jembatan Wedarijaksa. Dua nama yang disebut-sebut adalah Ketua Komisi C DPRD Jateng Drs HM Supito MM dan Sekretaris Komisi D Drs Ali Mansyur HD. Intinya, jelas Sekda Pati Ir Slamet Prawiro, Supito pernah menelepon dirinya dan menginformasikan tentang rencana pencairan dana Rp 600 juta itu. Dalam telepon tersebut Supito menyarankan, agar sebagian dana yang bernominal Rp 230 juta diserahkan kepada Ali Mansyur.
Dalam rakergab DPRD Pati kemarin, para wakil rakyat meminta penjelasan eksekutif tentang prosedur dan mekanisme pengucuran dana itu.
Dalam rapat itu Dewan mempertanyakan kemunculan permohonan Gubernur kepada DPRD Jateng untuk mengubah kegiatan bantuan rehab jembatan Wedarijaksa menjadi bantuan untuk rehab jembatan Wedarijaksa dan bantuan lain di Kabupaten Pati.
Ketua Komisi C Ngadino HS menyatakan kepada Sekda Slamet Prawiro, permohonan itu sebuah rekayasa. Masalahnya, dana bantuan Rp 600 juta sesuai dengan pos di Anggaran Rutin Perubahan APBD Jateng tahun anggaran 2001 tertera bahwa bantuan itu untuk rehab jembatan Wedarijaksa, Pati.
Karena kemunculan bantuan tersebut sudah melalui perubahan APBD, mengapa peruntukannya tiba-tiba diubah lagi. Apalagi jika mengacu pada jawaban sekda, pengajuan permohonan Gubernur itu muncul setelah ada kesepakatan pada rapat 21 Desember di Semarang.
Tetapi, permohonan itu seolah-olah berdasarkan usulan Pemkab Pati yang mengajukan permohonan revisi proyek jembatan Wedarijaksa dengan surat bertanggal 2 November 2001.
Tujuan permohonan tersebut tak lain agar secara administrasi dana bantuan untuk jembatan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain sebagaimana yang sudah telanjur diecer-ecer.
Namun, adanya surat berlaku mundur itu jelas rekayasa. Yang menjadi pertanyaan, apakah permohonan Gubernur itu sudah mendapat persetujuan Dewan?
Mengapa Sekda justru menyetujui, sehingga peruntukan bantuan itu berubah menjadi rehab jembatan Wedarijkasa Rp 140 juta, bantuan sarana dan prasarana tempat ibadah (seharusnya) ditambah lembaga pendidikan Rp 205 juta, pemugaran rumah Pagerharjo Rp 20 juta, rehab Gedung MWC-NU Margoyoso Rp 25 juta, rehab gedung serbaguna Kecamatan Margoyoso Rp 210 juta. Dengan jumlah total Rp 600 juta.
Dalam rakergab yang dipimpin Plt Ketua DPRD Pati H Mundzir Syarif BA terjadi perdebatan, siapa yang harus memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada Dewan, Sekda Ir Slamet Prawiro, atau Kepala Desa (Kades) Wedarijaksa Alwi Alaydrus.
Anggota Komisi A Drs H Ali Muhtarom menegaskan, dalam memberikan penjelasan pada forum klarifikasi itu dikemukakan berdasarkan kejujuran hati nurani. "Jangan ada dusta."
Dia menyinyalir terjadi kebohongan Kepala BIKK Provinsi Jawa Tengah Drs Anwar Cholil. Dalam release yang dikirim ke Suara Merdeka, antara lain dia menyatakan bahwa munculnya bantuan rehab jembatan Wedarijaksa Rp 600 juta itu aspirasi dari kunjungan kerja DPRD Provinsi Jawa Tengah ke daerah.
Padahal dia setelah berulang-ulang menanyakan kepada Kades Wedarijaksa, apa pernah ada kunjungan kerja DPRD Provinsi Jawa Tengah ke Wedarijaksa? Kades pun berkali-kali menjawab, sama sekali tak pernah ada kunjungan kerja. "Itulah kebohongan yang dilakukan Kepala BIKK."
Akhirnya kesempatan untuk memberikan penjelasan diberikan kepada Kades Wedarijaksa sebagaimana permintaan yang diajukan oleh anggota Dewan dari Komisi D FX Sudiyono. Dalam memberikan penjelasan itu, Alwi membeberkan proses menghimpun aspirasi warganya agar bisa membangun jembatan dan jalan hingga pengajuan proposal kepada Gubernur Jateng dan persetujuan permohonan bantuan Rp 600 juta yang ternyata hanya mendapat Rp 60 juta.

Kronologi
Sekda yang mendapat giliran berikutnya mengungkapkan kronologi bagaimana penyaluran dana Rp 600 juta ke berbagai proyek. Dikatakan pada awal Oktober lalu dia mendapat telepon dari Drs HM Supito MM tentang bantuan untuk daerahnya Rp 600 juta. Akan tetapi, untuk mata anggaran apa waktu itu dia tidak tahu. Kemudian disusul telepon berikutnya, yang memberitahu Rp 230 juta dari jumlah itu agar diserahkan kepada Ali Mansyur dan Rp 25 juta diserahkan kepada FX Mulyatno.
Proses berikutnya, dia juga menanyakan kepada Supito mengenai perincian penggunaan anggaran tersebut. Supito menjelaskan, untuk perinciannya pos-pos peruntukan tersebut perlu ditanyakan kepada Camat Margoyoso. "Dari staf saya itu, perincian penggunaan anggaran kami dapatkan."
Berikutnya, untuk mencairkan dana bantuan Rp 600 juta tersebut perlu lembar kerja (LK). Setelah LK tersebut dikirim, akhirnya dana bantuan itu cair. Yang kali pertama mengambil adalah Ali Mansur beserta dua orang lainnya. Tapi, yang menerima uang tahap pertama Rp 115 juta bukan Ali Mansur.
Tahap kedua, Ali Mansyur melalui telepon agar dia mencairkan dana Rp 65 juta. Karena pengambilan disertai proposal dan kuitansi dalam jumlah banyak, pengambilan dana itu diberikan. Berikutnya, pengurus MWC-NU Margoyoso Rp 25 juta, Kades Wedarijaksa Rp 30 juta, FX Mulyatno bersama seorang ibu datang mengambil Rp 25 juta, dan panitia pembangunan gedung serbaguna Kecamatan Margoyoso Rp 50 juta sebagai uang muka.
Berdasarkan jumlah dana yang tersalurkan kepada penerima bantuan semua Rp 310 juta. Karena ramai diberitakan, diduga dana itu telah diselewengkan, dan pencairan sisa dana Rp 290 juta dihentikan. "Terakhir Kades Wedarijaksa mengambil lagi Rp 30 juta, sehingga dana yang tersisa kini Rp 260 juta."

Disorot
Mudahnya proses dan mekanisme pemberian bantuan oleh Pemprov tersebut mendapat sototan tajam dalam Rakergab DPRD Pati. Karena keamburadulan disiplin pelaksanaan APBD Jateng oleh legislatif dan eksekutif, dampaknya sebagai daerah yang warganya mendapat bantuan, seolah-olah Pemkab Pati ini menjadi tempat comberan penyaluran dana bantuan yang penuh rekayasa itu.
Melihat mekanisme yang amburadul itu, FX Sudiyono dengan tegas menyimpulkan, sejak awal telah terjadi penyelewengan. Dengan demikian, sesuai dengan fungsi dan kewenangan dia mengusulkan kepada forum untuk membawa masalah tersebut dalam pembahasan di tingkat panitia khusus. Kewenangan pansus Dewan terletak pada keberhakannya melakukan penyelidikan.
Pada sisi lain, anggota Dewan dari FPDI-P itu juga minta tanggung jawab Kades Wedarijaksa. Mengapa jika sudah jelas bahwa dana bantuan Provinsi Rp 600 juta tersebut sesuai dengan bunyi pos Anggaran Rutin Perubahan APBD Jateng tahun anggaran 2001 adalah untuk rehab jembatan Wedarijaksa, ternyata kades bersedia meski hanya diberi Rp 60 juta.
Tentang pertanyaan tersebut, Kades Wedarijaksa menjawab, dia tidak tahu jika pengajuan proposal permohonan bantuan disetujui Rp 600 juta. Dia tahu jika bantuan yang disetujui sebanyak itu justru dari teman-teman Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meski akhirnya hanya kebagian Rp 60 juta dia tetap bersyukur. Untuk mencari kekurangan dana pembangunan jembatan yang menelan biaya Rp 387 juta lebih itu bukan pekerjaan mudah.(ad-60j)